STUDI KEPEMIMPINAN ISLAM
AD.1. PENGERTIAN
KEPEMIMPINAN DAN KEPEMIMPINAN ISLAM
- Kepemimpinan secara umum
Kepemimpinan
berasal dari kata pimpin, mendapat awalan pe
dan akhiran an
yang menunjukkan sifat yang dimiliki pemimpin itu.
Secara
teoritis banyak sekali sarjana yang memberikan terminology terhadap
pengertian kepemimpinan, tergantung pada sudut pandang mereka
memberikan definisi atau batasan terhadap kepemimpinan, di antaranya
adalah:
- Hadipoerwono: Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mengkoordinasikan dan menjalin hubungan antara sesama manusia sehingga mendorong orang lain untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan hasil yang maksimal (Tata Personalia, Bandung, Jembatan, 1982: 40).
- George R. Terry, Kepemimpinan adalah hubungan di mana di dalamnya antara orang yang dipimpin dan pemimpin saling mempengaruhi agar mau bekerjasama berbagi tugas untuk mencapai keinginan sang pemimpin (Aunurrahim Faqih, Kepemimpinan Islam, h. 2).
Berdasarkan
termenologi di atas, secara umum
kepemimpinan dapat dipahami “sebagai proses
mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
prilaku
pngikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memerbaiki kelompok dan budayanya.
- Kepemimpinan Islam
Istilah-istilah kepemimpinan
dalam Islam: Khilafah,
dari khalafa:
di belakang,
mengganti khalifah, lihat al-Baqarah ayat 30. Imamah:
memimpin, meladeni, orang yang memimpin, lihat hadis Nabi al-Bukhari:
Imamun
‘adilun,
Ulil
Amri:
orang yang punya urusan dan mengurus, lihat an-Nisa’ ayat 59 “wa
ulil amri minkum”,
Wilayah
dari waliya:
memerintah, menguasai, menyayangi, menolong, orangnya disebut wali,
lihat al-Maidah
ayat 55. Ri’aya
dari kata ra’a,
yar’a:
mengembalakan,memelihara, mengayomi, orangnya disebut ra’in,
lihat hadis Nabi saw “Kullukum
ra’in”.
Dari segi terminologi
dikemukakan oleh Hadari Nawawi:
- Pengertian spiritual: Kepemimpinan Islam secara mutlak adalah bersumber dari Allah swt yg telah menjadikan manusia sebagi khalifah di muka bumi ini sehingga dimensi kontrol tdk terbatas pada interaksi antara yang memimpin (‘umara) dengan yang dipimpin.Kedua-duanya harus mempertangungjawabkan amanah yg diembannya sbg seorang khalifah di muka bumi secara konprehensif.
- Secara Impiris, kegiatan menuntun, membimbing,memandu dan menunjukkan jalan yang diridai Allah swt (Kepemimpinan Islam, h. 16-39).
Ad.
2. Pendekatan Kepemimpinan Islam.
Ada
3 pendekatan:
a.
Pendekatan normative, Pendekatan berdasarkan al-Qur’an dan al-hadis
yang mengandung 4 prinsip pokok dlm kepemimpinan yaitu: tanggung
jawab dalam organisasi,
prinsip
etika tauhid,
prinsip
keadilan,
dan prinsip
kesederhanaan.
b.
Pendekatan histories, adalah al-Qur’an sangat kaya akan kisah-kisah
umat masa lalu sebagai pelajaran umat masa kini, dan yang akan
datang.
c.
Pendekatan teoretis, bahwa Islam
adalah idiologi terbuka,
hal ini berarti bahwa walaupun
bangunan dasar-dasar kepemimpinan sudah diatur dalam Islam
secara sempurna, akan tetapi Islam
tidak menutup kesempatan untuk mengkomunikasikan ide-ide dan konsep
pemikiran
dari luar Islam, selama konsep pemikiran tersebut tidk bertentangan
dengan al-Qur’an dan al-Hadis dan membawa maslahat bagi masyarakat
banyak.
DASAR-DASAR
KONSEPTUAL KEPEMIMPINAN ISLAM
1. PRINSIP
TAUHID:
SURAT Ali Imran:64: Qul Ya ahlal Kitab Ta’alau ila kalimatin sawa’
bainana wabainakum alla na’buda illa Allah wala nusyrika bihi
syai’an
- PRINSIP KEADILAN (AL’ADALAH), AN-NAHL AYAT 90: “INNALLAHA YA’MURU BIL-’ADLI WAL-IHSAN”.
BERBUAT
ADIL BAIK DALAM KEADAAN RIDLA MAUPUN MARAH.
- PRINSIP PERSAMAAN (AL-MUSAWAH).MAMPU MEMPERLAKUKAN ORANG YANG DIPIMPINNYA ATAS DASAR PERSAMAAN TANPA MEMBEDAKAN AGAMA, RAS, SUKU, GOLONGAN, ADAT-ISTIADAT DAN JENIS KELAMIN, (AL-HUJURAT AYAT 13).
- PRINSIP KEMAJEMUKAN (AT-TA’ADDUDIYAH) SURAT AR-RUM Ayat 22 WA MIN AYATIHI KHALQU ASSAMAWATI WA AL-ARDLI WAKHTILAFU ALSINATIKUN WA AL-WANIKUM
- PRINSIP KEMERDEKAAN (AL-HURRIYAH), HAK ASASI MANUSIA, BEBAS BERFIKIR (IQRA’), BEBAS BERBICARA DAN BERBUAT, BEBAS DARI KEKURANGAN, DAN BEBAS BERAGAMA.
- PRINSIP MUSYAWARAH (ASY-SYURA’) ASY-SYURA AYAT 38 “WA AMRUHUN SYURA’ BAINAHUM”.DALAM SYURA’ ADA SUBSTANSI DEMOKRASI, TETAPI SYURA TIDAK IDENTIK DENGAN DEMOKRASI.
URGENSI
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM
URGENSI
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM DAPAT DIPAHAMI DARI HADIS NABI SAW “IDZA
KHARAJA TSALATSUN FI SAFARIN
FALYUAMMIRU
AHADAHUM”
(APABILA KELUAR TIGA ORANG DALAM SUATU PERJALANAN, HENDAKNYA SALAH
SEORANG MEREKA ITU DIJADIKAN PEMIMPIN).
IBNU
TAIMIYAH MENGOMENTARI HADIS TERSEBUT BAHWA RASULULLAH MEWAJIBKAN
MENGANGKAT SEORANG PEMIMPIN MESKIPUN DALAM KELOMPOK YANG KECIL YANG
BERSIFAT SEMENTARA DALAM PERJALANAN.LEBIH LANJUT IBNU TAIMIYAH
BERKATA “ALLAH MEWAJIBKAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR, HAL-HAL
TERSEBUT TIDAK DAPAT TEREALISIR MELAINKAN DENGAN KEKUATAN DAN
PIMPINAN. (REFERENSI:
STUDI KEPEMIMPINAN
ISLAM,
DRS.H.MUHDI ZAINUDDIN,LC,MA, DAN ABD. MUSTAQIM, M.Ag., KEPEMIMPINAN
DALAM ISLAM,
DRS. EK. IMAM MUNAWAR, KEPEMIMPINAN
ISLAM,
AUNURRAHIM FAQIH DAN IIP WIJAYANTO)
TABIAT
KEPEMIMPINAN (3) 05-10 -2012
- TEORI KELAHIRAN PEMIMPIN
- TEORI HERIDITAS (keturunan): Pemimpin muncul dari orang-orang terkemuka.Ciri-cirinya sifat yang dominan adalah kurang demokratis dan kharismatik.Dalam perspektif Islam teori ini sanagt diterministik shg menganggap lingkungan keluarga dan social tidak berpengaruh padahal ada hadis Nabi saw yang menjelaskan ttg hal tsb: Kullu mauludin yuladu ‘ala alfithrati faabawahu yuhawwidaanihi aw yunashshiraanihi aw yumajjisaanihi.
- TEORI ENVIRONMENTAL (lingkungan).Pemimpin muncul krn Faktor lingkungan. Teori ini kebalikan dari teori pertama yang kurang memperhitungkan factor keturunan untuk menjadi seorang pemimpin. Ciri-cirinya demokratis dan kepiawian. Dalam perspektif Islam faktor keturunan juga cukup signifikan utk melahirkan seorang pemimpin oleh karenanya Nabi menganjurkan utk mencari pasangan hidup dari bibit ata keturunan yang baik.
- TEORI KONVERGENSI (Campuran antar keduanya). Menganggap kedua-duanya signifikan. Model ini lebih banyak diterima masyarakat modern, khususnya negara2 demokratis.
- TIPE DAN GAYA KEPEMIMPINAN
- Tipe otokratis: memperlakukan organisasi yg dipimpinnya sbg milik pribadi. Tipe kepemimpinan ini biasanya menggunakan gaya
inspektif dan
investigatif. Kelemahannya antara lain: para bawahan merasakan
tekanan psikis dan tekanan pengembangan karier, bawahan takut utk
bersalah, produktivitas kerja adakalanya sengaja diturunkan.
- Tipe paternalistic: Pemimpin cenderung menganggap yg dipimpin tdk dewasa. (lebih menonjolkan figur, kalau figurnya wafat organisasi mjd stagnan, mundur atau runtuh. Gaya kepemimpinan tipe ini biasanya: edukatif, naratif, motivatif, gaya persuasive, inovativ dan gaya represif. Gaya ini bisa positif kalau pribadinya baik yaitu bertindak sbg ayah yg bijaksana, ttp mnjdi negative apabila pribadi ayah tdk ditunjang hal-hal positif dan visioner.
- Tipe Militeristik: Tdk hrs dlm organisasi militer ttp gaya kepemimpinannya spt militer yakni perintah pemimpin harus ditaati scr mutlak (garis komando). Gaya kepemimpinannya: instruktif, investigative, dg dmik, hal2 yg bersifat inisiatif, inovatif, dan kreatif prouktif kurang mendapat saluran.
- Demokratis: Pemimpin berusaha menyinkronkan antara kepentingan dan tujuan organisasi dg kepentingan dan tujuan yg dipimpinnya. Gaya kepemimpinan tipe ini adalah inspektif, inovatif, persusif atau bahkan gaya partisipatif. Oleh karenanya tipe ini kerjasama dalam organisasi merupak swt keniscayaan.
- Tipe kharismatik: Pemimpin mempunyai daya pikat yg sangat besar/sangat berpengaruh thd pengikutnya. Tipe ini cenderung menonjolkan figure, banyak pengikutnya dan fanatic, mengkultuskan sang pemimpin. Gaya kepemimpinan tipe ini adalah motivatif, edukatif, dan partsipatif. (Referensi: Drs. H. Muhadi Zainuddin Lc. Studi Kepemimpinan Islam,Dan Drs. Sukrana, Kepemimpinan dalam Administrasi).
PERTEMUAN (4) 12-10-2012
SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN
Ordway Tead mengemukakan 10 sifat-sifat
pemimpin sebagaimana dikutip oleh Kartini Kartono:
- Energi jasmaniah dan mental (physical and nervous energi)
- Kesadaran akan tujuan dan arah (A sense of purpose and direction)
- Antusiasme (enthusiasm; semangat/optimisme, kegairahan, kegembiraan yang besar)
- Keramahan dan kecintaan (friendliness and effection)
- Integritas (integrity, keutuhan, kejujuran, ketulusan hati)
- Penguasaan teknis (technical mastery)
- Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness)
- Kecerdasan (intelligence)
- Keterampilan mengajar (teaching skill)
- Kepercayaan (faith) (Kartini Kartono: Pemimpin dan Kepemimpinan, hlm. 44-47)
George R. Terry juga menuliskan 10 sifat pemimpin yang unggul
sebagaimana dikutip oleh Kartini Kartono:
- Kekuatan
- Stabilitas emosi
- Pengetahuan tentang relasi insani
- Kejujuran
- Obyektif
- Dorongan pribadi
- Keterampilan berkomunikasi
- Kemampuan mengajar
- Keterampilan social
- Kecakapan teknis dan kecakapan manajerial (Kartini Kartono: Pemimpin dan Kepemimpinan, hlm. 49-50)
Etika profesi pemimpin
Standar aturan prilaku dan moral yang mengikat
profesi tertentu (kepemimpinan).
Fungsi kode etik: pengendalian atau pengawasan
organisasi
Adapun
prinsip-prinsip etika berorganisasi adalah :
1.
Menjaga perasaan orang lain,
2.
Memecahkan masalah dengan rendah hati,
3. Menghindari pemaksaan kehendak tetapi
menghargai pendapat orang lain,
4.
Mengutamakan proses dialogis dalam memecahkan masalah,
5. Menanggapi suatu masalah dengan cepat, dan
sesuai dengan keahlian (competence),
6. Menyadari kesalahan dan berusaha untuk
memperbaiki (improving value),
7.
Mengedepankan sikap jujur, disiplin, dan dapat dipercaya.
Upaya
menerapkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinan bukanlah suatu
hal yang mudah.
Untuk kebutuhan itu diperlukan suatu kesamaan
persepsi untuk apa organisasi dijalankan. Dalam arti diperlukan suatu
komitmen para pelaku organisasi menyamakan langkah tindak untuk
mewujudkan tujuan organisasi. Satu hal lain yang juga penting adalah
pemberlakuan sanksi yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi proses
pembelajaran atas kesalahan yang diperbuat pelaku organisasi. Sanksi
dapat diberlakukan tanpa harus adanya
diskriminasi. Oleh karena itu setiap organisasi
hendaknya mempunyai ”kode etik organisasi” yang berfungsi sebagai
alat pengendalian atau pengawasan organisasi.
Kode etik organisasi dan perencanaan strategis
(renstra) organisasi dapat dijadikan sebagai pedoman oleh majelis
pertimbangan organisasi mengawasi jalannya roda organisasi.
Kode etik organisasi disusun berdasarkan
pertimbangan beberapa faktor :
1.
Peraturan dan ketentuan yang disepakati,
2. Sinergitas,
3. Persaingan
yang sehat, competition is matter of spirit, not strength
4.
Tanggung jawab atau integritas,
5.
Hubungan kerja
6. Aspirasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar